Minggu, 19 Januari 2014

Desain Impianmu dengan Google SketchUp!

Contoh HP masa depan dengan layar HOLOGRAM !!!

Diabetes Melitus Pada Balita



Sebetulnya, DM (dibetes melitus) pada bayi merupakan kelainan langka dengan angka kejadian 1 di antara 400.000 kelahiran. Data di Unit Kerja Endokrinologi Anak RSUPN Cipto Mangunkusumo pun hanya mencatat, 2 anak usia bayi yang terkena DM dari total 384 pasien anak usia 18 tahun ke bawah.


Boleh jadi karena DM pada bayi merupakan kelainan langka, maka skrining DM terhadap bayi-bayi baru lahir tidak merupakan keharusan. Selama ini pemeriksaan kadar gula darah untuk menegakkan diagnosis DM baru diterapkan pada bayi-bayi besar yang lahir dengan berat badan (BB) di atas 4 kg. Bayi besar umumnya lahir dari ibu yang semasa hamilnya mengalami diabetes gestasional (diabetes yang muncul hanya di masa kehamilan). Kadar gula darah bayi besar ini ketika lahir dikhawatirkan berada di bawah batas normal karena selama dalam kandungan terbiasa dengan lingkungan yang tinggi kadar gula darahnya.


Bayi yang lahir dari ibu pengidap diabetes sejak sebelum hamil pun akan menjalani pemeriksaan serupa karena mereka bisa saja mewarisi diabetes ibunya. Hanya saja, bayi yang lahir dari ibu penderita DM tidak serta-merta mewarisi penyakit tersebut ataupun menjadi pembawa sifat dari gen penyebab DM. Artinya, sifat genetik di sini tidak mengacu pada keturunan, tetapi lebih terkait dengan mutasi gen yang memicu kemunculan DM, sehingga tidak semua ibu penderita diabetes (termasuk gestasional) akan melahirkan bayi yang juga menderita diabetes.


Yang justru patut diwaspadai terkena DM adalah bayi-bayi yang kelewat montok alias mengalami obesitas. Faktor risiko lain yang mungkin mengakibatkan DM adalah pemberian susu formula. Mengapa? Karena sel-sel lemak yang terkandung dalam ASI lebih mudah diserap tubuh dan menyesuaikan diri dalam tubuh si kecil. Sebaliknya, meski diformulasikan sebaik mungkin, sel-sel lemak dalam susu formula relatif lebih sulit dicerna dibanding ASI. Kesulitan menyesuaikan diri inilah yang lama-kelamaan akan memaksakan perubahan pada sel-sel tubuh yang akhirnya mengarah pada kejadian DM di usia bayi.


Perlu digarisbawahi, sejauh ini tak ada kondisi tertentu yang membuat seorang bayi berisiko terkena DM. Dengan kata lain, apa penyebab pasti DM pada bayi masih belum diketahui. Namun, DM dicurigai terjadi akibat adanya kelainan atau mutasi gen lantaran pengaruh faktor lingkungan, seperti infeksi virus, terkena paparan obat ataupun zat-zat kimiawi, baik sewaktu masih dalam kandungan maupun semasa neonatus dimana kondisi janin ataupun bayi masih amat rentan. Akan tetapi tidak diperoleh jawaban pasti mengenai infeksi virus apa maupun paparan obat dan zat-zat kimiawi apa saja yang memicu terjadinya kerusakan gen sehingga memunculkan angka kejadian DM pada bayi.